PMII Buru Serukan Pengawasan Ketat Turnamen Futsal dan Sepak Bola Desa usai Insiden Tragis
Namlea, radartipikor.com – Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Buru, M. Idrus Barges, SE, mengeluarkan seruan tegas kepada seluruh pemangku kebijakan setelah maraknya insiden tragis dalam pertandingan futsal dan sepak bola di tingkat desa. Pada Minggu (16/6/2025), Barges menyoroti rentetan kasus kecelakaan hingga bentrokan yang menimbulkan korban jiwa, padahal seharusnya olahraga mempererat solidaritas, bukan memecah belah masyarakat.
Kekhawatiran atas Maraknya Insiden
Menurut Barges, turnamen di desa-desa kerap digelar secara mendadak tanpa pengaturan risiko yang memadai. “Alih-alih menyatukan, beberapa kompetisi desa kita justru membawa malapetaka: bentrokan antarpendukung, cidera parah, bahkan nyawa melayang,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa kondisi ini sangat membahayakan dan menimbulkan keresahan luas, baik bagi peserta maupun warga sekitar lapangan.
Tiga Rekomendasi PMII untuk Antisipasi
Menanggapi keadaan tersebut, PMII Cabang Kabupaten Buru mengajukan tiga langkah strategis kepada instansi berwenang:
1. Larangan Izin Keramaian Lokal
PMII mendesak Polres Buru untuk menghentikan sementara penerbitan izin keramaian bagi turnamen futsal dan sepak bola yang digelar di desa-desa. Tujuannya adalah menekan potensi konflik dan mengurangi risiko korban jiwa akibat kurangnya pengamanan dan fasilitas medis di lokasi.
2. Seleksi Lokasi oleh DISPORA
Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Kabupaten Buru diharapkan lebih selektif dalam memberikan rekomendasi lokasi. Barges menyarankan agar penyelenggaraan dipindahkan ke stadion resmi atau lapangan dengan fasilitas pendukung—mulai dari penerangan memadai, tribun penonton yang aman, hingga kehadiran petugas medis.
3. Perumusan Perda Kepemudaan dan Olahraga
Barges meminta DPRD Kabupaten Buru segera merumuskan Peraturan Daerah tentang Kepemudaan dan Olahraga. Ia menilai regulasi formal sangat diperlukan untuk mengatur tata kelola turnamen, standar keamanan, serta mekanisme sanksi bagi pihak penyelenggara yang lalai.
Pemahaman Karakter Lokal sebagai Modal Utama
Sebagai putra asli Buru, Barges memahami betul kultur dan psikologi masyarakat setempat. “Kita harus pro aktif mencegah potensi konflik sebelum meletus. Olahraga semestinya mendidik fair play, bukan menciptakan permusuhan,” tegasnya. Menurutnya, tanpa aturan yang jelas dan pengawasan ketat, turnamen desa akan terus menyisakan dampak negatif yang berulang.
Dengan rekomendasi tersebut, PMII berharap pemerintah dan aparat penegak hukum dapat segera bertindak, sehingga kegiatan olahraga di Kabupaten Buru kembali menjadi ajang positif yang memupuk kebersamaan dan kesehatan, bukan sebaliknya.
Liputan: Rin