IMG-20230812-WA0008

Tradisi Tolak Bala Jum’at Berkah Dengan Jepe’ Syura bersama MT Nurul Ma’ rifat P. Balang Lompo, Pangkep 

Pangkep, Radar Investigasi – Hampir sebagian besar di nusantara memiliki tradisi menolak bala (bencana). Di kota Angin Mammiri Makassar ( Sulsel ) tradisi ini masih terjaga dan umum dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat seperti di daerah kepulauan Balang Lompo, Kecamatan liukang tupabbiring, Kabupaten pangkep Sulawesi Selatan. tradisi menolak bala disebut songkabala.

Tradisi ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan umumnya dilaksanakan oleh masyarakat, songkabala juga dilakukan pada setiap Bulan Muharram Tahun Baru Islam yang telah disepakati masyarakat. Yaitu pada bulan Muharram.

Songkabala yang dilakukan pada bulan Muharram yang disebut sebagai Jepe Syura atau Bubur Syura.

Latar belakang penamaan Syura tentu sangat identik dengan istilah Asyura atau peristiwa 10 muharram. Ada banyak peristiwa yang terkait dengan ini termasuk jika kita melihat tradisi bubur syura di daerah lain juga mengenal pembuatan bubur di bulan muharram. Bubur yang dibuat berupa bubur putih dan dibagikan serta disajikan pada hari asyura yang tidak lain untuk merawat ingatan beberapa peristiwa sejarah. Bubur putih bermakna rasa syukur akan panjangnya umur hingga mendapatkan tahun baru kembali, semoga kehidupan tambah makmur.

Seperti juga rasa syukurnya Nabi Nuh AS setelah berlayar dari banjir bandang, dan syukurnya Nabi Musa AS setelah mengalahkan Firaun.

Disamping itu Bubur Putih merupakan lambang kebenaran dan kesucian hati yang selalu menang dalam catatan sejarah yang panjang, meskipun kemenangan itu tidak selamanya identik dengan kekuasaan, seperti syahidnya cucunda Nabi Muhammad SAW yaitu Al Husain sebagai kelompok putihan yang ditumpas oleh Yazid bin Muawiyyah sang penguasa tiran pada saat itu.

Pelaksanaan songkabala biasa dilakukan di masjid ataupun di rumah pada prosesnya hal yang perlu dipersiapkan adalah bubur bisa sepiring atau lebih, kemudian disimpan dalam wadah yang disebut kappara, Kemudian telur dadar berwarna warni, aneka macam buah dan yg special lauk yg terbuat dari ikan yg disebut tumpi tumpi yang diletakkan di atas bubur Jepe Syura tersebut kemudian dibacakan doa-doa dan setelah itu dilakukan makan bersama,dengan tujuan dari Jepe Syura menurut Tupanrita atau yang bermakna cendikiawan dalam bahasa Daerah Makassar mengatakan Jepe Syura sebagai ritual untuk menghilangkan hal-hal yang tidak baik pada bulan Muharram dan sebagai pembuka bulan dalam Islam serta ia juga mengatakan bahwa bulan Muharram adalah tahun baru Islam yang harus dilakukan ritual penyambutan untuk menolak malapetaka dengan memanjatkan doa-doa keselamatan.

Maka dilakukan pembacaan doa untuk meminta keselamatan kepada yang maha kuasa dan menjauhkan segala bencana yang akan terjadi di bulan tersebut, Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan makan bersama para warga yang hadir di Masjid Nurul Ma’ Rifat Pulau Balang Lompo, Kecamatan Liukang Tupabbiring,Pangkep ( Sulsel )

Tapi bagi Majelis Ta’lim Nurul Ma’rifat Pulau Balang Lompo,Kecamatan Liukang Tupabbiring,( Pangkep ) semua itu hanyalah tradisi… Menyambut tahun baru “Islam dan sebagai rasa syukur kami berbagi makanan dengan saudara-saudara kita, Semoga kegiatan kami ini bernilai ibadah sedekah dihadapan Allah SWT..Aamiin yra, pungkasnya
( Ahmad Latif )