Halteng, RadarTipikor.Com – Pdt, Rina Manjanga ketua jemaat gereja Imanuel Desa Lobe dinila tidak tunduk atas keputusan dari Sinode sedangkan gemih adalah lembaga yang tertinggi di Sinode di wilayah Maluku Utara, harusnya, Pendeta Rina Manjanga tunduk pada Institusi Spritual Gerejawi, bukan sebalik nya pihak Badan sinode mendengar Pdt Rina Manjanga. Kamis, 16/6/2023
Salah satu Jemaat yang tidak mau disebut nama dan identitasnya yang ada di desa kobe mengatakan, mengatakan, “Setahu saya yang sudah menerima SK pindah Pdt clara Rosa Lefara Papaceda keputusan apa bila sudah ada SK mutasi pimpinan Jemaat harus di baca kan oleh pendeta yang pertama agar jemaat tau bukan se harusnya ibu pendeta Rina manjanga naik turun rumah kepada anggota jemaat me minta tanda tangan dari anggota jemaat agar bisa mempertahankan posisinya dan tidak bisa di ganggu oleh calon pimpinan jemaat yang baru di gereja imanuel kobe” ujarnya
Dikatakannya, menurut saya selaku anggota jemaat Imanuel Kobe cara dan sikap se orang pimpinan jemaat ibu Pdt,Rina manjanga harus tunduk pada apa yang sudah di putuskan oleh sidang sinode bukan meng provokasi jemaat dengan naik turun rumah dan me minta tanda tangan pada kita masyarakat setempat
“Hal seperti ini kan hal yang Tidak terpuji, ini kan cara yang tuhan marah dan tidak suka dengan adanya cara dan sikap yang tidak ter puji”
“Saya masyarakat jemaat Imanuel Kobe menilai pendeta Rina manjanga bersih keras tidak mau di pindah ke wilayah pelayanan Gane Timur karna alasannya pendeta Rina Manjanga suami nya sudah kerja di perusahan PT, IWIP,” ungkapnya
Kalau pun suaminya kerja di perusahan.PT iwip, uajarnya, itu bukan suatu alasan yang tepat untuk pertahankan posisi dalam pelayanan karna sumpah jabatan seorang pendeta itu kapanpun di mana pun itu di pindahkan siap di tempat kan di mana saja seseusai dengan aturan dan keputusan dari sinode GEMIH,
“Jadi kami masyarkat jemaat Imanuel Desa Kobe, sangat Lebih senang kalau Ibu Pdt,Clara Rosa Lafera Papceda datang memimpin di Jemaat kami di Desa Kobe dan Rina Manjanga tidak usah “Rakus Jabatan,” pungkas jemaat yang minta identitasnya dirahasiakan. (Dodi/Biro Halteng)