IMG_20230206_210754

Korban Dugaan Penipuan dan Intimidasi dari Oknum Wartawan Buka Suara

Namlea, RadarTipikor com. – Satu lagi korban dugaan penipuan dan intimidasi oleh Oknum wartawan (WY) angkat suara Hal ini disampaikan oleh yang seorang yang mengaku korban kepada media ini, Senin 6/02/2023

Dengan modus operandi sama yang dilakukan oknum wartawan yakni membeli limbah olahan tromol dari Samat yang akrab disapa bang kumis warga Desa Parbulu Kecamtan Waelata Kabupaten Buru Maluku beberapa bulan lalu di Tahun 2022.

Sarmat alias mas Kumis
membeberkan kronologis kejadian kepada wartawan media ini

Awalnya kata dia, Oknum wartawan dengan dirinya bernegosiasi soal limbah tromol dengan harga 100.000 per karung dan harga tersebut disepakati bersama

Setelah itu ungkap Samat, limbahnya diangkut Oknum wartawan. Harga limbah senilai 20 juta dijanji nanti akan dibayarkan WY

“Sesuai janjinya ternyata dari pagi hingga sore yakni Sekitar jam 6 baru ada kabar dari WY Tapi cuma komunikasi biasa saja itupan cuma sebentar,”Keluh korban.

“Hari berikut sekitar
Pukul,09 hingga malam
Jam:10 Wit belum juga ada kabar dari si WY, Karena saya dijanjikan dibayar oleh si WY pada hari berikut ternyata dia tidak tepati,” imbuhnya

“Namun saya tetap sabar untuk menungu dan sangat berharap secepatnya bisa dibayarkan dari limbah teromol saya sebanyak 200 panggalan tersebut yang
apabila dinominallkan itu senilai Rp, 20.000.000. (Dua Puluh Juta Rupiah)

namun dia tidak memberikan kabar sama sekali .”ucap Mas Kumis.

“Diwaktu berikut saya dihubungi dia (WY) melalui telpon seluler lalu saya diminta kirim nomor rekening. Namun saya sampaikan kalau saya tidak memiliki nomor rekening, terpaksa nomor rekening tetangga yang saya pakai lalu saya kirim ke WY melalui pesan WhatsApp,” bebernya.

“Namun Sambung Sarmat, Sejak hari itu tidak ada lagi kabar berita dari Oknum Wartawan WY,” Keluhnya.

WY Setelah di konfirmasi dan menanyakan harga limbah oleh istrinya Mas Kumis, menurut istri mas kumis bukannya dijawab baik baik malah di takut-takuti

“Malah Saya di
takut takuti sama pak WY,.”ungkapnya

“Setiap kali katong (kami)
hubungi janjinya besok dan besok ternyata WY tidak juga membayar limbah kami yang 200 panggalan.

Bahkan keluhanya, kami mendapat
Perkataan yang kurang menyenangkan oleh WY

“Bila ada penyisiran nanti dari Ambon ,Tromol tromol kalian beta ( saya ) angkut semua, Katanua menirukan ucapan WY

Yang saya sesalkan ujar korban, setiap ditanya soal harga limbah dia selalu menghindar bahkan mengintimidasi istri saya lewat komunikasi Hand Phone

 

“Saya merasa dirugikan karna sisa uang saya 11 juta hingga kini belum dibayar Kami ini orang kacil yang hanya bermodalkan tromol 12 buah aset lain berupa bak maupun yang lain lain tidak ada”imbuhnya.

Diungkapkan Samat, Untuk kebutuhan olahan tromol istri saya harus ke gunung botak berhari hari guna mendapatkan buangan lubang agar supaya tromol melakukan proses olahan

“Buangan yang dikumpul bila di olah dan hasilnya hanya 2 sampai 3 kaca itupun tidak menutupi biaya jasa ojek. Tutur, “Sarmat.

Samat berharap agar WY bisa datang dan bicara baik-baik,”ujarnya

Terkait soalan tersebut Saat di konfirmasi oleh media ini melalui WatsApp, WY mengatakan, Limbah yang dibeli hasil yang keluar minus saat diolah kembali limbah tersebut di Tonk.

“karena mines makanya
dijadikan pekerjaan lagi, lalu mines lagi…Nasib sudah cukup berusaha tapi Allah belum kasih jalan Rezki cuma sampai disitu,” kata WY
Laporan (Fer/Tim)