Namlea, Radar Tipikor.com – Tambang emas gunung botak kembali menelan korban. Korban tersebut bekerja menggunakan mitode kodok kodok di salah satu areal dompeng di duga amilik Bohari. Berlokasi di tanah merah seputaran Gunung Botak desa persiapan Wabsaiat kecamatan Welata,Namlea ibukota Kabupaten Buru 29/5/2022.
Kegiatan penambangan ilegal tersebut dimulai sejak tahun 2012 sampai tahun 2015 kemudian beraktifitas kembali pada tahun 2017 hingga ditertibkan Oleh pemerintah pada tahun 2018 dan aktif kembali sampai saat ini.
Dengan adanya aktivitas tambang emas gunung botak selama ini telah banyak memberikan perubahan ekonomi kepada masyarakat namun dibalik itu tambang emas gunung botak ada juga memberikan pesan kesedihan kepada keluarga penambang alasannya ada penambang yang meninggal ada yang cacat akibat tertimbun tanah longsor serta kecelakaan pada saat ber aktivitas di Gunung botak.
Berdasarkan hasil pantauan dan sumber yang dihimpun media ini.
Telah terjadi musibah meninggalnya salah satu penambang akibat tertimbun tanah longsor di lubang / paritan dompeng di salah satu lokasi yang ada di tambang emas Gunung Botak minggu ,29/5/22 sekitar pukul 04.00 WIT dini hari kemarin .
Korban yang meninggal bernama ,Tedy Nacikit umur 35 tahun asal dari desa Wawali kecamatan Leksula ,Buru Selatan (Namrole)
DANTIM IPDA Adre kepada media ini melalui rilisan WhatsAppnya ,
Ipda Adre menjelaskan kronologis yakni,” Pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2022 sekitar pukul 21.00 Wit para penabang liar melakukan aktifitas penambangan dengan cara/metode kodok kodok di areal PETI Gunung Botak Desa Persiapan Wamsait Kecamatan Waelata
Kabupaten Buru
Tepatnya di lokasi tanah merah di area dompeng yang di duga milik Buhari atau tepatnya di bawa tebing yang sudah retak, dan para penambang tersebut membuat lubang sekitar 3 meter untuk mengambil material emas tersebut, Dan sekitar pukul 23.00 wit terjadi longsor pertama sehingga para penambang berlarian untuk menghindari longsor tersebut,
Setelah para penambang merasa aman mereka kembali lagi ke tempat tersebut untuk mlakukan aktifitas penambangan, dan sekitar pukul 04.00 wit dini hari terjadi longsor untuk kedua kalinnya dan pada saat longsor kedua tersebut saudara Tedi Nacikit ( korban ) yang saat itu berada di dalam lubang yang dalamnya sekitar 3meter,sehingga saat terjadi longsor para penambang lain berlarian untuk menyelamatkan diri sementara Korban ( Tedi Nacikit ) tertimbun di dalam lubang yang di galinya,” jelasnya.
Kemudian para penambang melakukan pencarian terhadap Saudara Tedi Nacikit ( Korban ) didalam timbunan tanah longsor tersebut dan kurang lebih 1 jam akhirnya saudar Tedi Nacikit di .temukan sudah tidak bernyawa.
Sehingga para penambang tersebut membawa turun Jenazah saudara Tedi Nacikit ke jalur C untuk di bawa pulang ke keluarganya di Kabupaten Buru Selatan,”tutup ,Ipda Adre
Berdasarkan pantauan dan informasi yang di himpun selain ada dompeng milik Bos Bohari ada dompeng lain juga dan pemiliknya bernama Bos Ferdi alias mas pey .
Posisi kedua dompeng tersebut berada pada satu areal Lubang .
Fakta dilapangan ternyata Bos dompeng yang bernama Ferdi asal Jawa ini tidak dikenal sama penambang tetapi yang para penambang ketahui mas subur asal unit 17 kecamatan Waelata sebagai Bos dompeng .
Selain itu kedua Bos dompeng ini beraktifitas dengan mudus Dompeng padahal juga Bos rendaman .Hal ini terbukti di sekitar Asbuk dompeng berjejer banyak bak rendaman mulai dari bak kecil sedang hingga ukuran besar.
Reprter (fer)